Pembentukan Propinsi Cirebon

Ide dibentuknya propinsi Cirebon ini kembali menghangat semenjak ditolaknya H. Irianto M.S. Syafiuddin (Yance) yang merupakan Bupati Indramayu saat ini untuk menjadi calon wakil gubernur Jawa Barat dari partai Golkar. Memang pada masa – masa sebelum ini keinginan untuk memisahkan diri dari propinsi Jawa Barat itu telah ada meskipun hanya dari pihak – pihak tertentu saja. Akan tetapi momen ditolaknya Yance tersebut sebagai calon wakil gubernur Jabar seolah – olah telah memberikan hembusan angin pada bara api bakal propinsi Cirebon itu.

Meski tidak mengakui keinginan pembentukan propinsi Cirebon itu disebabkan oleh tidak terpilihnya Yance sebagai cagub, akan tetapi nuansa sebab – akibatnya sangat terasa. Pertanyaannya sekarang adalah apakah memang benar perlu dibentuknya propinsi Cirebon dan bagaimana pandangan Islam dalam mengatur wilayah kepropinsiannya?

Alasan perlunya Cirebon berpisah

Paling tidak tuntutan terbentuknya propinsi Cirebon ini menurut para pengusungnya berdasarkan pada dua alasan utama. Pertama, kultur dan kebudayaan, kedua terabaikannya (termaginalkannya) hak-hak Wong Cirebon (Pantura) oleh pemerintahan Provinsi Jawa Barat, selain agar pelayanan lebih mudah, cepat, akurat, efektif, dan efisien.

Dari sekian banyaknya perbedaan kultur dan budaya itu yang paling mencolok adalah penggunaan bahasa ibu. Masyarakat Cirebon berbahasa ibu Jawa Cirebon dan masyarakat pantura lainnya berbahasa ibu campuran antara Jawa Cirebon, Bahasa Sunda, dan Betawi. Sedangkan masyarakat Priangan berbahasa Sunda. Namun tidak hanya disitu, perbedaan itu seolah hendak dihilangkan dengan memaksakan bahasa sunda di sekolah – sekolah yang berada di wilayah Cirebon dan sekitarnya.

Pada aspek kesejahteraan dan pembangunan, masyarakat Cirebon dinilai tidak banyak mendapatkan perhatian. Pembagian pendapatan daerah yang tidak adil adalah hal yang paling menonjol dalam masalah ini. Misalnya saja, dari sektor pajak (PKB, BBNKB, PBBKB, ABT, APER, kemetrologian, hasil hutan, dan bagi hasil Migas) uang yang disetor ke provinsi nilainya mencapai kurang lebih Rp 500 miliar. Namun yang kembali ke daerah masing-masing hanya 30% saja. Hal ini tentu lebih menguntungkan pemerintah provinsi dibandingkan dengan pemerintah daerah menurut orang – orang yang mengusulkan pembentukan propinsi baru itu. Lalu bagaimana sebenarnya pandangan Islam dalam menyikapi permintaan pembentukan propinsi baru tersebut?

Pembentukan propinsi baru dari sudut pandang Islam

Secara umum alasan – alasan yang dikemukakan di atas dibagi dalam dua tema besar yaitu isu kesukuan dan isu keadilan ekonomi. Islam sebagai agama sekaligus ideologi memiliki pandangan yang khas mengenai hal ini. Mengenai isu pertama yaitu kesukuan Rasulullah saw bersabda :

ليس منا من دعا إلى عصبية ، وليس منا من قاتل على عصبية ، وليس منا من مات على عصبية.

“Laisa minnaa man da’aa ilaa ‘ashobiyyatin, walaisa minnaa man qootala ‘alaa ‘ashobiyyatin.walaisa minnaa man maata ‘alaa ‘ashobiyyatin.”

Bukan termasuk golongan kami, siapa saja yang mengajak kepada ashobiyah (fanatik golongan, suku, bangsa, kelompok dsb, pokoknya selain fanatik Islam). Dan bukan termasuk golongan kami, siapa saja yang berperang atas dasar ashobiyah. Dan tidak termasuk golongan kami pula, siapa saja yang mati atas dasar ashobiyah.” (HR Abu Dawud dari Jubair bin Math’am, berderajat hasan, dalam Faidhul Qadir no. 7684).

Hadist tersebut secara gamblang menjelaskan bahwa isu kesukuan dalam kehidupan masyarakat bukanlah isu yang layak untuk diperbincangkan. Apalagi isu tersebut dijadikan sebagai isu politik, tentu hal itu tidak lain adalah upaya untuk memecah belah masyarakat. Sehingga dari dalil hadist ini saja isu kesukuan yang dijadikan pijakan ataupun alasan untuk pembentukan propinsi baru bukan merupakan hal yang dibenarkan. Hal ini tidak berlaku hanya untuk orang – orang yang meminta dibentuknya propinsi Cirebon, tetapi juga berlaku bagi siapapun juga termasuk para politisi.

Mengenai isu yang kedua yaitu isu keadilan ekonomi, maka sesungguhnya hal itu hanyalah terkait dengan keadilan para gubernur dan juga sistem yang diterapkan itu sendiri. Dalam Islam istilah penguasa propinsi itu dikenal dengan istilah wali yaitu orang yang diangkat oleh khalifah sebagai penguasa (pejabat pemerintah) untuk suatu wilayah (propinsi) serta menjadi amir (pemimpin) wilayah itu. Dalilnya adalah ketika Rasul saw mengangkat Muadz bin Jabal menjadi wali di wilayah Janad, Ziyad bin Walid di wilayah Hadramaut, dan Abu Musa al’Asyari di wilayah Zabid dan Adn.

Mengenai pemberhentian wali, seorang wali dapat diberhentikan saat itu juga jika khalifah memandang perlu untuk memberhentikannya. Wali juga dapat diberhentikan jika penduduk wilayah itu atau mereka yang menjadi wakil penduduk wilayah tersebut menampakkan ketidakridhaan dan ketidaksukaan mereka terhadap walinya. Dalilnya adalah Rasul saw pernah memberhentikan ‘Ila’ bin al-Hadrami yang menjadi amil beliau di Bahrain karena utusan Abd Qays mengadukannya.

Sehingga apabila suatu masyarakat di suatu daerah merasakan ketidakadilan, yang harus dilakukan pertama kali adalah mengadukannya dan meminta wali tersebut diganti. Sehingga tentu tidak tepat bila justru langsung menyerukan pembentukan wilayah baru saat ketidakadilan terjadi. Karena pada asalnya, yang bermasalah adalah penguasanya bukan pembagian wilayahnya.

Itu dilihat dari sisi pemimpinnya. Dilihat dari sisi sistem yang diterapkan, sesungguhnya saat ini Indonesia sedang berada dalam posisi sebagai negara terjajah. Negara yang terjajah oleh sistem kapitalisme sekuler yang memang menghendaki tidak meratanya pembangunan. Sebagai bukti adalah dahulu ketika Indonesia masih dijajah oleh Belanda, pusat ibu kota ditempatkan di Jayakarta. Jayakarta itulah yang menjadi pusat aktivitas pengumpulan hasil – hasil jajahan dari seluruh daerah di Indonesia. Sekarang pun kondisi tersebut masih tetap berlaku. Jakarta masih tetap sebagai ibu kota pusat aktivitas negara dilakukan dan juga tempat hasil jajahan itu dikumpulkan. Sehingga tidaklah mengherankan bila perputaran uang itu sebagian besar justru terjadi hanya di Jakarta dan sekitarnya saja.

Kondisi demikian memang pasti akan terjadi selama kita masih terjajah. Tentu saja terjajah oleh sistem ekonomi kapitalis. Untuk menyelesaikan problem tidak meratanya pembangunan ini, Islam memiliki solusi tersendiri yang berbeda dengan sistem kapitalis saat ini. Paling tidak ada tiga hal yang merupakan konsep ekonomi Islam dalam mengatasi tidak meratanya pembangunan.

Pertama, negara wajib memenuhi kebutuhan dasar (hajat asasiyah), yakni pangan, sandang, dan papan bagi seluruh individu rakyat.

Nabi saw. bersabda, “Penduduk mana saja yang membiarkan salah seorang warganya kelaparan, Allah akan melepas jaminannya kepada mereka semua.”

Dalam hadis lain, beliau bersabda, “Tidaklah beriman kepadaku orang yang tidur nyenyak pada malam hari sementara tetangganya kelaparan, padahal dia tahu.”

Kedua, negara harus memberi peluang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara—tanpa membedakan satu dengan yang lain—untuk mendapatkan pemenuhan kebutuhan penyempurna hidup (hajat kamaliyah). Jika terjadi ketidakseimbangan ekonomi antara warga negara karena kemampuan yang berbeda-beda, negara wajib melakukan penyeimbangan dengan memberikan bantuan cuma-cuma kepada kelompok masyarakat yang lemah dan papa (fakir miskin) agar mampu bangkit dan mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Allah SWT berfirman:

Agar jangan harta itu hanya berputar di kalangan orang kaya di antara kalian. (QS al-Hasyr: 7).

Ketiga, jaminan kesejahteraan umum, pendidikan, kesehatan, dan keamanan gratis. Dalam hal ini kebutuhan – kebutuhan umum masyarakat tersebut harus dipenuhi oleh negara baik itu mereka berada di Ibu Kota negara ataupun berada di desa terpencil.

Islam tidak melihat pembagian pendapatan itu berdasarkan fungsi wilayahnya apakah dia itu wilayah ibu kota ataukah bukan. Apakah perdagangan itu terjadi di sana ataukah tidak. Apakah ekspor dan impor itu terjadi melalui wilayah itu ataukah tidak sehingga cukai yang diterima sebagai pendapatan daerahnya lebih besar.

Dengan kata lain, perekonomian Islam bersandar pada pemenuhan individu per individu. Negara akan melihat per individu apakah kebutuhan pokok mereka telah terpenuhi ataukah belum. Sehingga seharusnya problem tidak adilnya pembagian pendapatan daerah itu tidak terjadi. Karena pembagian pendapatan dan pembelanjaannya didasarkan pada asas kebutuhan. Jadi pemberian anggaran akan didasarkan pada kebutuhan masing – masing daerah dalam memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya seperti jaminan terpenuhinya sandang, papan, pangan, pendidikan, kesehatan dan lain – lain.

Dengan demikian pembentukan propinsi baru baik itu Cirebon ataupun yang lainnya pada dasarnya merupakan hal yang mubah dalam Islam (boleh). Tentu saja pembentukan propinsi baru itu didasarkan pada kemudahan – kemudahan dan keefektifan pengaturan urusan rakyat. Yang tidak boleh adalah menjadikan isu kesukuan sebagai alasan terbentuknya sebuah propinsi. Terbentuknya sebuah propinsi harus didasarkan semata – mata pada kebutuhan akan hal itu bukan karena tidak terpilih pada pemilihan gubernur dan sebagainya. Di samping itu, sistem yang ada sekarang ini memang masih merupakan sistem peninggalan kolonial Belanda yang hanya akan memakmurkan satu daerah dan memiskinkan daerah lainnya. Kasus Freeport dengan kondisi papua adalah contoh nyatanya. Sehingga sudah seharusnya semua pihak mencoba menjadikan sistem Islam sebagai solusi alternatif bagi masalah ini. Wallahu a’lam bishshowwab.

saya rasa perlu dibentuknya provinsi cirebon merupakan awal bagi terbukanya mata jawa barat untuk tidak lagi memaksakan sunda sebagai budaya Utama, dan juga agar terjadi transparansi keuangan yang lebih baik 70% untuk Kabupaten dan 30% untuk Provinsi...

dahulu penggunaan nama "Provinsi Pasundan" telah mendapatkan penolakan yang amat keras dari qta yang berada di Utara karena tidak merepresentasikan kepribadian masyarakat Utara... dan hal tersebut memang disetujui dengan menggantinya menjadi Jawa Barat...

namun dengan memaksakannya pelajaran bahasa sunda diberbagai sekolah , termasuk yang didaerah yang bukan masyarakat sunda, agaknya pemaksaan tersebut menjadi sebuah kenyataan yang harus mendapatkan perhatian yang besar ...

harap persinggungan masalah kebudayaan ini akan mendapatkan fokus yang besar bagi pemerintahan jawa barat nantinya... karena jika tidak, kemungkinan untuk lepasnya daerah lainnya yang bukan berbudaya sunda dan merasa dirugikan dalam segi ekonomi akan semakin besar...

:>

ini salah PEMDA Jabar bukan masalah sunda, tapi emang para petinggi jabar dari sunda jd mau nggak mau sunda jd ikut kebawa.

yang saudara sampaikan memang benar dan ada beberapa sekolah di daerah cirebon utara (gunungjati sekarang) dan Kpetakan yg tidak lg mngajarka pelajaran basa cerbon tapi tetap mengajarkan basa sunda, entah salah siapa.

Dan dari jaman dulu pun wilayah cerbon itu di pandang sebelah mata sama JABAR, sejak dari jaman Pajajaran, wilayah cerbon di anggap 'liar'.

Cirebon memang berada di antara 2 budaya besar, Mataram (jawa) di timur dan Pajajaran (Sunda) di barat. Dan mau nggak mau cirebon jadi percampuran dua budaya tersebut. Pajajaran nganggep liar cerbon dan mataram ga memperhitungkan cirebon membuat wong cerbon bebas bermain dengan budayanya sendiri. Dan di cerbon pun budayanya merupakan campuran berbagai budaya seperti cina, arab sunda jawa dll. Dan itulan caruban (campuran).

Pada jaman dulu cerbon mampu mandiri dengan berhenti ngasih upeti ke galuh pajajaran. Di situlah awal terbentuknya kerajaan cirebon. Apakah di masa sekarang cirebon mampu mengulang sejarah? Mampukah cirebon nggak lagi 'memberi upeti' ke Sunda ( JABAR).....

Dah laper makan dolo ah....

Mampu atau tidaknya Cirebon seperti masanya dahulu? semuanya tentu akan terjawab dengan seiring waktu...

namun tentunya kita harus membawa konteks ke-kini-an dalam memperjuangkan terbentuknya Propinsi Cirebon, dan tidak terlalu membawa sejarah masa lampau sebagai fokus utama, yang saya anggap penting untuk digaris bawahi dan banyak disepakati oleh banyak orang ada dua hal yaitu

1. Ekonomi
2. Socio-Cultural

alasan Ekonomi mengemuka karena Karesidenan 3 yang wilayahnya meliputi Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon,Kuningan dan Majalengka sepertinya tidak mendapatkan pembangunan yang baik, walaupun isu ini berusaha dibantah dengan pembangunan Kertajati yang kemungkinan akan menjadi titik sulit perundingan lepasnya daerah Karesidenan 3...

selain itu Indramayu yang memiliki kilang sepertinya tidak membawa perubahan besar bagi rakyatnya, dan juga pemerintah utama Jawab Barat rasanya kurang begitu memperhatikan nasib masyarakat Utara... dan juga ketimpangan pendapatan antara Kabupaten dan provinsi yang begitu berbeda jauh dapat diperhitungkan sebagai hal yang mampu menuntut lepasnya karesidenan 3 dari Jawa Barat.

Karesidenan 3 sebagai Bandar Besar dan pintu masuk Utama Jawa Barat dari arah timur baik dari Darat maupun Laut agaknya kurang mendapatkan pembangunan yang layak sebagai sebuah PINTU... pembangunan halnya hanya dipusatkan pada daerah Utama Priyangan dan sekitarnya...

bahkan daerah Utara lain seprti Kawedanaan Pamanukan dan Karawang serta Bekasi-laut agaknya kurang mendapatkan pembangunan ekonomi yang baik, sehingga inilah yang kemudian menimbulakn pemikiran... Jawa Barat hanyan untuk orang Sunda... walaupun sebenarnya bukan.... namun sulitnya menghilangkan dikotomi yang telah lama ada nampaknya sangat sulit untuk diperbaiki dalamwaktu cepat.


2. Masalah Socio-Cultural > pemerintah jawa barat seakan memaksakan sunda menjadi budaya utama dan menyampingkan budaya lainnya... inilah garis bawah utama yang harus diperhitungkan juga :>

yupz.... setuju. nais inpo ang....

kita memperhitungkan semua aspek. ang mau nanya dolo ada deklarasi pembentukan kan? nah pengaruhnya apa ang? maklum nggak di cerbon lg. Trs kok wacana pembentukn cerbon santer pas ada pemilihan aja, sekarang ga sesanter kemaren. kenapa ya?

Ang ngbrol lewat chat box coba wis befungsi drung? ana nig home trs letake bagian sor

Mengapa tidak sesanter dulu?

itu karena sekarang masyarakat Karesidenan 3 telah memegang surat rekomendasi dari DPRD kabupaten dan Kota masing-masing, dan surat rekomendasi DPRD Kab/KOta tersebut merupakan dukungan utama daerah bagi persiapan pembentukan sebuah provinsi baru. bukannya tidak santer lagi...

Mereka yang berkecimpung dibidangnya terus melobi hanya saja sekarang dititik beratkan pada pemerintah pusat di Jawa Barat... kalau dulu santer karena belum mendapatkan surat rekomendasi tersebut, sekarang juga masih santer... hanya saja bentuknya perbeda... santerkan tidak selalu dengan keributan dan kerumunan massa... tapi juga bisa diwujudkan dengan pendekatan Intensive untuk menyeleseikan masalah :>


Kenapa Mengemuka pada masa kampanye?

ini dikarenakan bupati indramayu yang mencalonkan diri sebagai wakil gubernur Jabar tidak mendapatkan sambutan yang baik, namun sebenarnya dari dulu juga sedah mengemuka permasalahan ini.... hanya saja, tidak mendapatkan sambutan yang baik kepada Bapak Bupati Indramayu tersebutlah yang kemudian menjadikan masalah ini tambah panas... jadimasalah yang dari dulu telah mengemuka ya... lebih mengemuka lagi...


Pengaruh Deklarasi?

deklarasi penting banget pengaruhnya bagi peruangan suatu hal, dengan adanya deklarasi semua masyarakat lebih mengetahui bahwa perjuangan untuk membentuk sebuah provinsi baru yaitu Cirebon (ciayumajakuning) menjadi sebuah hal yang lebih relevan lagi... apalagi seperti yang qta ketahui, deklarasi tersebut juga masuk dalam sebuah tayangan TV Nasional... sehingga semakin banyak masyarakat yang mengetahui perjuangan qta, makin tahu juga mereka akar permasalahannya dan kemungkinan dukungan yang akan diterima juga tambah banyak... :>

dalam generalisasi yang lain, jika masyarakat tahu akar masalahnya, kemungkinan juga akan memaksa pemerintah pusat jawa barat untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama :> sehingga diharapkan pemaksaan kesundaan tidak akan terjadi lagi dan ketimpangan pendapatan tidak akan pernah terjadi lagi :>

yupz gtu ya ang..... nais inpo....

saiia baru ngerti ang..... tetep berjuang ya ng....

Yupz gt dong :>

eh iya... jangan hanya nuansa politik terus yang dibicarakan, nanti malah lupa lagi sama yang namanya kerusakan lingkungan sekitar Karesidenan 3... ya kan? pokoknya qta harus berusaha... sebelum Provinsi Cirebon Jadi, Karesidenan 3 harus lebih hijau dari sebelumnya... oke kan?

Pantai Hijau, Gunung Teduh, Sungai Bersih ... hehee...

mau ngusulin rehabilitasi Pantai sekali lagi gak ke Bupati? yang kemarin kan mangrove yang ditanam banyak yang mati... gmana kalau sekarang qta coba lagi... khusus daerah Indramayu... pertamina mesti ikut serta ni :>

mau gak :>

iya setubuh ang..... eh setujuh ang..... kitae gan bli ngerti politik. Yuk ang usul konon..... ning cerbone kedik sih ang, ning sekitar pesisir bondet lan terus sampe pesisir ning kota cerbon, mundu, terus bae ang sampe gebang lan losari ijo kabeh. di pandenge enak lamun sing awit pesisir dermayu sampe losari bisa dadi gena wisata kedik kuh.......

Ya ya... saya gak begitu ngerti bahasa Cirebon jadi maaf kalau gak 100% paham dengan bahasa Kinjeng... :>

ya saya juga telah menghubungi teman saya yang juga Admin untuk Facebook Prov. Cirebon, namanya Oktaviandi Prasetyo supaya bantu buat proposal lg sama bupati Indramayu... tapi sepertinya dia sering sibuk akhir-akhir ini... tapi kalau kinjeng ada rencana mau ajuin proposal lg bagi tahu qta-qta ya... :>

Nama Saya Ricky Pratama, bukan asli Cirebon... tapi ya ikut seneng juga kalau cirebon berdiri sendiri :> apalagi kalau bisa lebih hijau :>


terima kasih

Ry

kinjeng wrote:

iya setubuh ang..... eh setujuh ang..... kitae gan bli ngerti politik. Yuk ang usul konon..... ning cerbone kedik sih ang, ning sekitar pesisir bondet lan terus sampe pesisir ning kota cerbon, mundu, terus bae ang sampe gebang lan losari ijo kabeh. di pandenge enak lamun sing awit pesisir dermayu sampe losari bisa dadi gena wisata kedik kuh.......

artinya:

Setuju ang ( kak dalam bahasa cerbon ), saya juga nggak ngerti politik. Ayuk ang usul begitu.... di cerbon juga (penghijauan) ang, di sekitar pesisir Bondet dan terus sampe kota cerbon, mundu terus saja sampe gebang dan losari hijau semua. Di liatnya kan enak kalo dr indramayu sampe losari hijau bisa juga jadi tempat wisata.


saya Busyrol kariim asli cerbon, saya nggak begitu ngerti ngajuin proposal, nunggu temen2 yg lain saja. memangnya indramayu blum ya ang???

sebenarnya sudah dilakaukan penghijauan pantai di sekitar Pantai Timur Indramayu... tapi kebanyakan Mangrove-nya Mati... mungkin karena pencemaran atau limbah buangan minyak dari Pertamina Balongan yang menghitamkan pantai timur Indramayu sehingga tidak bagus untuk tumbuh Mangrove... lagipula tipikal tanah yang berpasir di Indramayu bagian timur memang kurang cocok untu mangrove yang biasa hidup di daerah berawa...

Namun tidak ada salahnya kan untuk mencoba terus dan tersu hingga berhasil... kalau memang qta gak sempat menikmatinya toh anak-cucu qta bisa menikmati hasil qta nantinya...

nah Mas karim juga mantu la buat proposal... sama walikota atau Bupati Cirebon :>

semoga kawan saya bisa juga membuatnya untuk Indramayu... :>


Terimakasih


Ry

waduh ang..... saya kalo bsa bntu pasti bantu, saya juga disini sama teman-teman mahasiswa asal cerbon di bandung sering ngbrol gtu. Cuma saya bukan mahasiswa kalo di ibaratkan saya cuma bsa bntu tenaga saja soal pikiran kurang bgtu ngerti. Insya Allah saya bntu. yang pertama ramein forum ini dulu masa yg diskusi cuma kita, maklum lah baru berumur 3 hari ni forum ang...... yuk tmn2nya suruh gabung, ga cuma ngurusin yg bginian disini bsa ngbrol biasa atau bagi2 ilmu ang.....

memang jangan ngomongin politik terus, kalau terlalu tight juga nantinya bisa bosan ya :>

saya nih lg nunggu ada yang posting resep mentok pedesan... hehee... kok bagian kulinernya gak ada yang isi ya :>

ya ang anggotanya juga baru sdikit jd lom rame isinya kalo mau kuliner ada ang resepnya........... masak sendiri aja ng.... buka nih https://cirebon.darkbb.com/buku-onlen-lan-donlodan-f8/resep-makanan-download-t18.htm

mentok pedesannya gak ada :>
hehee...

Salam,
Terus terang, aq udah baca penjelasan di atas (mengenai topik ini) hampir 3 kali walau sepintas-sepintas, tapi kok ya gak ngerti-ngerti juga, maksudnya apa ya ?
Tulisan itu oleh orang yang berkepentingan dengan pembentukan propinsi cirebon atau oleh orang yang hanya mengomentari tentang pembentukan tersebut ?
Ada yang bisa menjelaskan ?

Terima kasih
wdottom

kinjeng juga ga begitu ngerti.... kinjeng cuma pemerhati dan apabila itu baik kinjeng mendukung saja.... silahkan masalah ini ditanyakan pada ahlinya kang okta.....

Buat kang Okta mohon sekiranya jelasih pada sedulur wdottom dia juga asli cerbon......

yah.. ini awalnya emang ada karena ada kekecewaan dari masyarakat daerah tersebut.. terutama wilayah Indramayu dan Cirebon.

masyarakat Indramayu & Cirebon merasa seperti dianaktirikan oleh pemprov Jawa Barat. Pemprov Jawa Barat hanya melakukan pembengunan hanya tertuju pada daerah barat Jawa Barat dan Daerah sekitar Bandung. (hal ini emang ga bisa dipungkiri, ada yang pernah mudik lewat pantura ga? kan bisa liat sendiri gimana lambatnya pembangunan Infrastruktur di wilayah tersebut (indramayu & Cirebon).

masalahnya kedua wilayah ini merasa tidak adil diperlakukan kaya gitu, secara mereka merupakan daerah yang bisa dibilang memunyai Sumber daya. kaya Cirebon dengan Pelabuhan Laut dan Indramayu dengan Balongannya.

Sebenarnya Isu pembentukan provinsi ini sudah lama,kalo gak salah awal 2000an. pas itu tokoh masyarakat dari kelima kota/kabupaten tersebut berkumpul untuk membahas pembentukan provinsi.

Melihat hal tersebut, pemprov terlihat kebakaran jenggot dan mulai melobi Kepala2 Daerah wilayah tersebut. sehingga akhirnya dua wilayah (kuningan & Majalengka) sepakat untuk tidak ambil bagian. (pembentukan propinsi minimal harus terdiri dari 5 daerah tingkat II). berdasarkan kenyataan tersebut, maka isu tersebut kembali mereda.

nah entah kenapa, akhir2 ini isu itu kembali terkuak..(tetapi kalo gak salah ini muncul setelah Yance terutama masyarakat Indramayu merasa sakit hati ditinggalkan oleh Danny Setiawan yang awalnya akan menjadikan dirinya wakil Gubernur. tapi akhirnya danny malah milih wakil yang lain. disinyalir hal ini lah yang juga membuat masyarakat Cirebon dan Indramayu lebih memilih pasangan Heryawan dan Dede Yusuf).tetapi tetap kendala ada di wilayah kuningan dan majalengka yang masih belum menyatakan untuk bergabung. bahkan pemerintah kotamadya Cirebon pun menjadi pihak yang mnyusul untuk menolak bergabung. sehingga yang tersisa itu hanya kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu.

tapiberdasarkan perkembangan sekarang, tapaknya ada indikasi kuat dari masyarakat kelima wilayah itu untuk membentuk provinsi baru. tapi untuk kebijakan politik pemerintah daerahnya, hanya 2 wilayah yang resmi menyatakan untuk pembentukan propinsi (Kab.Cirebon&Kab.Indramayu).

jadi pada intinya masyarakat dari Wilayah Pinggiran seperti Indramayu, Cirebon, Majalengka merasa termarginalkan oleh Pemprov. terserah penilaianya gimana? sekarang tergantung kebijakan pemprov untuk merangkul wilayah yang meras terpinggirkan tersebut.

Saya Ricky admin untuk Facebook Prov.Cirebon...

Kang Okta lg sibuk terus... heheee... :>


Hanya Untuk Pihak Yang berkepentingan?

memang karena isu ini muncul kembali karena kasus Bupati Indramayu walaupun sebenarnya dari dulu memang sudah ada, jadi semuanya seakan terpolitisasi... walaupun sebenarnya bukan, masalah Bupati Indramayu hanyalah masalah tambahan dari sekian banyak masalah yang ada... yang kemudian bermuara pada merebaknya kembali isu ini...

disini saya mencoba untuk Netral, karena saya juga bukan keturunan karesidenan 3 jadi saya hanya mencoba menyikapi realita yang kebetulan cukup rasional untuk terus menerus dipikirkan...

Jika dipertanyakan apakah ada pihak yang berkepentingan? pasti jawabannya ada, semua masyarakat kerasedinan berkepentingan dalam konotasi positif, namun untuk konotasi negatif hingga saat ini saya belum menjumpainya... diharapkan malah gak ada... amin...


Kenapa perlu Pemerintahan Baru?

seperti yang telah dijelaskan oleh Kinjeng, itu karena pembangunan di wilayah Utara Jawa Barat tidak maksimal, kebanyakan pembagunan yang ada itu karena swadaya masyarakat, hanya sedikit yang dibuat oleh Prov. Jabar... anda bayangkan saja qta yang tinggal di wilayah Utara merupakan;

1. Daerah perdagangan, lebih dari 1000 Container setiap harinya, bermilliar transaksi perdangan setiap harinya dan banyak barang keluar masuk setiap harinya.
2. Daerah HTZ (High Traffic Zone), dimana laju transportasi cukup tinggi, hingga 100.000 kendaraan setiap harinya atau bahkan lebih, dan juga merupakan daerah laju komunikasi tersibuk se Jawa Barat.
3. Daerah Pertanian Utama, hampir seluruh jenis padi baik yang unggulan hingga yang paling bawah untuk konsumsi raskin ada disini dengan nilai jual transaksi yang besar pula; Beras Crystal yang mencapai 12.000 per kilogram, beras Pamanukan yang berkualitas baik untuk pembuatan kupat tahu dan lainnya hingga beberapa produk pertanian lainnya ada di sini.
4. Daerah kependudukan terpadat, lebih dari setengah penduduk Prov. Jabar tinggal di wilayah utara ini.
5. Daerah Perikanan dan budidaya Kerang, daerah utara yang kaya akan Pantai dan memiliki Nelayan Terbesar di Jawa Barat mulai dari Bekasi Laut hingga Losari, memiliki perkampungan Nelayan yang sangat padat, dengan jumlah hasil tangkapan yang banyak, dan juga tempat wisata bahari

nah dengan kenyataan itu harusnya qta menjadi daerah yang kaya kan??? huih sampe mandi duit kalo bisa... heheee :>

tapi ternyata realitas berkata lain, pembangunan di daerah utara seperti yang saya jelaskan sebelumnya hanya sedikit, atau bahkan kurang baik...

"kok aneh ya daerah kaya tapi pembangunan sedikit?" > mungkin itu pertanyaan didalam hati anda...

yang namanya pembangunan butuh modal, dan modal yang banyak tersebut dari yang saya dengan ditarik ke Pihak Prov. Jabar sebesar 70% dan daerah menerima sekitar 30% saja, ironis bukan? bagaimana dengan persoalan pariwisata??? jangan tanya... promosi wisata "menikmati keindahan keraton cirebon" atau air hangat kuningan dan kaki gunung ceremai Majalengka saja sepertinya tidak pernah ditayangkan... so... qta yang harus bertanya balik...

"Jawa Barat itu wilayahnya mana aja sih? apa hanya Bandung dan sekitarnya?"


Bukan hanya persoalan Budaya!

apa yang terjadi bekangan ini di Karesidenan 3, juga terjadi di Kawedanaan pamanukan, ini tidak hanya persoalan budaya dimana Jawa Barat seakan memaksakan Sunda menjadi budaya utama dengan memaksakan pengajaran "Bahasa Sunda" diwilayah yang bukan Orang sunda; contohnya "Bekasi, Muara Cilamaya, Kawedanaan Pamanukan, Indramayu dan Kacirebonan... nah muncul lagi kan pertanyaan;

"Jawa Barat itu untuk siapa?"

persoalan ini terlalu dangkal jika hanya mengerucut di masalah budaya... masalah yang menjadi tuntutan utama pemekaran wilayah karesidenan 3 adalah masalah "Transparansi Ekonomi" seperti yang sudah saya jelaskan diatas... wilayah qta cukup kaya, bahkan kalau bisa mandi uang... tapi kenyataannya... ??? apakah ini nasib qta sebagai wilayah yang memiliki sumber daya yang baik?

1. Indramayu, penghasil ikan, kerang, sektor pertanian dan penerima anugrah penanaman berdasarkan kontur dan iklim
2. Kabupaten Cirebin, Gerbang Utama Jawa Barat, disebelah timur, arus barang dan jasa yang cukup tinggi, bahkan jika dibandingkan dengan Kota Bekasi.
3. Kuningan, pemilik Hutan, cadangan kayu, wisata alam, daerah penunjang gunung ceremai sebelah timur
4. Majalengka, sama halnya dengan Kuningan

apakah layak???

Jika memang pembangunan merata, promosi wisata bagus, dan memang Jawa barat bukan hanya orang sunda... tentunya qta tidak akan meminta pemekaran wilayah...

Bukan hanya budaya... tetapi sudah mengenai, transparansi ekonomi dan lainnya... tapi yang penting lagi... Martabat...


huihhh... cape ketik :>


terima kasih



Ricky Pratama (admin. Facebook Prov. Cirebon)

Panjang amat iia......

Bang Ricki selamat datang di forum..... tulisan yg ilmiah.... bagus bgt pemikirannya mohon ramaikan forum ini. Pake ID sendiri aja bang biar gampang bedain mana bang okta mana bang ricky.....

Salam kenal bang......

Kinjeng... dari kemarin juga yang posting itu aq...

tu kang Okta belum buat tu dia...
hehee...

Dengan ini saya menyatakan
Facebook-Provinsi.cirebon

sebagai User ID yang sah atas nama Ricky Pratama hehee... :>

iya iya aq jg dah bilang Kang okta suruh gabung... :> sibuk dia bisnis Ikan , lah orang belinya aja paling sedikit cuma boleh satu kuintal aja... hehee... :>

di Facebppk juga dah dibedain Kang okta sama saya... dah dikasih inisial dibawah posting facebook gt... :>

Ricky atau Andi

gt gt... oke ya:>

begitu ya...... dadi mengkonon tah??? mang bisnis apa ? sukses bgt kayaknya ngikut dong... 'ngarep mode on'

Sampe bikin pernyataan segala wkwkwkwkw percaya kok... bang nyoba chat box yuk

tah fitur Chat dah dicoba, bagus-bagus... tapi kalau banyak yang masuk, bisa down juga tuh chatbox ya... heheee :>

Penjelasannya Ilmiah kan? hehee.... :>

yah gmn biar ga down nih.... bang ngbrol dsitu Q dah masuk tuh.....